Fazlur Rahman (1919 M- 1988 M) dikenal dalam islamic studies sebagai tokoh
intelektual Islam modernis yang tergolong brilliant. Sebagai tokoh intelektual Islam,
Fazlur Rahman tidak menutup mata terhadap tantangan kehidupan modern
yang penuh dengan permasalahan.
Berdasarkan keadaan ini nampaknya membuat Fazlur Rahman berpikir keras untuk menemukan
suatu metode yang mampu mengatasi problem yang
muncul dikalangan umat Islam.
Jumat, 12 Desember 2014
Kamis, 11 Desember 2014
Hukuman Bagi Yang Mengumpuli Isteri ketika puasa di bulan Ramadhan.
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berkaitan
dengan puasa, umat Muslim wajib memperhatikan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengannya agar puasanya tersebut tidaklah sia-sia. Contoh peraturan yang harus diperhatikan oleh
orang yang berpuasa adalah tidak berhubungan badan pada siang hari. Lantas bagaimana
jika terjadi hubungan suami Isteri pada siang hari?. Rasulullah Saw bersabda;
Rabu, 10 Desember 2014
Fathul Mu’in “Cabang dari beberapa kesunahan dalam shalat”
Assalamu’alaikum wrahmatullahi wabarakatuh
Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit
membahas beberapa cabang dari kesunahan dalam sunah. Mengapa perlu kita bahas,
sebab meskipun hukumnya sunah nampaknya
beberapa cabang masalah yang akan kita bahas kali ini biasanya kurang
diperhatikan dalam kehidupan kita saat beribadah.
(فرع)
يسن للامام أن يسكت في الجهرية بقدر قراءة المأموم الفاتحة - إن علم أنه يقرؤها في
سكتة - كما هو ظاهر، وأن يشتغل في هذه السكتة بدعاء أو قراءة، وهي أولى
Senin, 08 Desember 2014
Tafsir Alquran surah An-Nisa ayat 34,35,128,129, dan 130 (Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dalam mahligai
kehidupan rumah tangga tidak selamanya berjalan lurus, mulus bak air mengalir.
Pastilah ada sebuah kerikil-kerikil ataupun batu loncatan, seperti beda
pendapat ataupun kesalahpahaman. Ada beberapa permasalahan yang mungkin terjadi
dalam pernikahan seperti nusyuz dan syiqaq. Berkaitan dengan
dengan permasalahan-permasalah tersebut Allah Swt memberi petunjuk kepada hamba-hambanya untuk mengatasi
permasalahan-permasalahannya. hal ini dapat dilihat dalam surah An-Nisa ayat
34,35,128,129, dan 130.
Minggu, 07 Desember 2014
Senin, 01 Desember 2014
KONSEKUENSI BAGI ORANG YANG BERNIAT MENUNTUT ILMU.
Pada masa sekarang ini istilah penuntut ilmu
atau anak sekolahan sudah tidak asing lagi di mata dan telinga masyarakat.
Bahkan hampir disemua lapisan masyarakat pasti ada yang menuntut ilmu
(sekolah). Yang menjadi ironi adalah ketika banyak sekali yang mengatakan bahwa
kualiats para penuntut ilmu pada saat sekarang ini jauh berbeda dengan kualitas
para penuntut ilmu pada masa yang lalu. Benarkah demikian?
Minggu, 30 November 2014
Buku Gratis "Kajian Tafsir Ayat Ahkam"
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Gi mana kabarnya nih sahabat? Saya tebak pasti
kalian lagi pada kedinginan ya..? :D (cuma nebak berhubunng lagi hujan, he). Ok,
Kembali lagi bertemu dengan saya di blog sederhana ini. Pada kesempatan kali
ini saya akan membagikan sebuah buku gratis yang hemat saya buku ini sangat
bermanfaat bagi kita yang sedang menyelam ke dalam samudera ilmu yang sangat luas.
Buku ini berjudul “Kajian Tafsir Ayat Ahkam”.
Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al Ghozzali (Bagian 1). “Luruskan Niat Dalam Menuntut Ilmu”
Kitab Bidayatul Hidayah Karya
Imam Al Ghozzali (Bagian 1). “Luruskan Niat Dalam Menuntut Ilmu”
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pada kesempatan
berbahagia ini, kita akan sedikit membahas mengenai kitab yang dikarang oleh
Al-Alim Imam Al-Ghazali.
Sabtu, 29 November 2014
Software 9 hadis
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sekalian. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Saw.
Selamat pagi sahabat, bertemu lagi di blog
saya yang masih sangat sederhana ini. Pada pagi minggu yang cerah ini saya
ingin berbagi sebuah software yang Insya Allah akan sangat berguna bagi para
pelajar seperti kita.
Kamis, 13 November 2014
Tafsir QS. An-Nisa Ayat 58 dan Al-Maidah Ayat 42 "Berlaku Adil Dalam memutuskan Hukuman"
Pemahaman adil dalam menghukumi ini tentunya memerlukan pentafsiran
yang valid, karena batasan adil sendiri masih sangat umum dan terdapat banyak
versi. Hanya dengan meneliti tafsir ahkam bagi ayat-ayat tentang adil saja yang
dapat menghasilkan konsep menghukumi dengan adil dalam Islam.
Rabu, 12 November 2014
Ketika Mahasiswa Menggunakan SKS
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
SKS merupakan kepanjangan dari Sistem Kerja
Semalam atau Sistem Kebut Semalam. Sistem ini merupakan sistem yang dijadikan
oleh sebagian Mahasiswa dalam menghadapi permasalahannya, seperti;
Senin, 10 November 2014
Siapa dan Apa Yang Pertama Kita ingat
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Hai kawan, gimana kabarnya nih? Semoga kita
semua selalu dalam lindungan-Nya dalam keadaan sehat jasamni dan rohani. Bertemu
lagi di blog saya yang masih sangat sederhana ini. :) Kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk bersama-sama sedikit
melihat ke dalam diri kita “siapa dan apa yang pertama kita ingat?
Fikih Siyasah dan Jinayah "PEMIKIRAN KETATANEGARAAN DALAM ISLAM MENURUT JAMALUDDIN AL-AFGHANI DAN AL-MAUDUDI"
A. Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin Al-Afghani lahir di As’adabad, dekat Kanar di Distrik
Kabul, Afghanistan tahun 1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Tetapi
penelitian para sarjana menunjukkan bahawa ia sebenarnya lahir di kota yang
bernama sama (As’adabad) tetapi bukan di Afghanistan, melainkan di Iran. Ini
menyebabkan banyak orang, khususnya mereka di Iran lebih suka menyebut pemikir
pejuang muslim modernis itu Al-As’adabi, bukan Al-Afghani, walaupun dunia telah
terlanjur mengenalnya sebagaimana dikehendaki oleh yang bersangkutan sendiri,
dengan sebutan Al-Afghani.
Fikih Siyasah Dan Jinayah "Pengertian Jarimah, Jenis dan Sanksinya
Nama: Hasan Qosim
Nim : 1202110397
Tugas: Fikih Siyasah & Jinayah
Dosen : Drs. Surya Sukti, M.A
PENGERTIAN JARIMAH, JENIS dan
SANKSINYA
A. Pengertian
Jarimah
Jarimah atau tindak pidana disefinisikan oleh
Imam Al-Mawardi sebagai berikut:
مَظْرُوْرَاتٌ شَرْعِيَّةٌ
زَجَرَ اللهُ عَنْهَا بِحَدٍّ اَوْ تَعْزِيْرٍ
Artinya: “Segala larangan syara’ (melakukan
hal-hal yang dilarang atau meninggalkan hal-hal yang wajib dilakukan) yang di
ancam dengan hukuman had atau ta’zir.”
Jumat, 07 November 2014
Saya Tidak Tahu
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Sahabat, menjadi seorang cerdas bukan berarti mengetahui
segala jawaban. Terkadang jawaban yang paling cerdas yang anda katakan adalah “saya
tidak tahu”. Mengapa demikian? Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan
ekstra untuk mengetahui ketidak tahuan kita. Dan ketika kita melakukannya kita
sedang dalam proses mempelajari jawaban yang sesungguhnya. Seringkali karena
alasan kebanggaan dan mencegah rasa malu, kita mengatakan tahu yang sebenarnya
kita tidak tahu. Padahal dengan begitu kita telah menyia-nyiakan kesempatan
untuk belajar lebih lanjut.
Sahabat, percayalah tidak ada salahnya apabila kita tidak
mengetahui suatu hal. Seorang bijak pernah berkata
Kamis, 06 November 2014
Kenapa hidup bisa Bosan?
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Seorang kakek yang bijak ditanya oleh seorang pemuda, “sebenarnya
apa sih perasaan bosan itu kek?” lalu si kakek menjawab “bosan adalah keadaan
di mana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan
berhentinya rutinitas hidup dari keadaan yang monoton dari waktu kewaktu”. Lalu
pemuda bertanya lagi “kenapa kita merasa bosan kek?”. Karena kita tidak pernah
merasa puas dengan apa yang kita milki” jawab sang kakek.
Kemudian pemuda tadi bertanya lagi
Senin, 03 November 2014
Tiga orang pemuda dan perumpamaan amal
Di sebuah
desa terpencil, di tepi hutan di lembah yang hijau hiduplah sekelompok
masyarakat yang mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang. Ketika itu
hari pasar sedang berlangsung di desa tersebut dan ramai dikunjungi baik dari
penduduk setempat maupun dari desa lainnya. Diantara keramaian pasar ada tiga
pemuda yang sedang menjajakan dagangannya yaitu kayu bakar yang mereka bawa
dari hutan. Mereka adalah Umar, Abu, Abbas.
KEGIATAN sehari-hari
mereka adalah mencari kayu bakar di hutan lalu dijualnya ke pasar. Pekerjaan
ini mereka lakukan tanpa pernah melirik pada pekerjaan lain, barangkali kodrat
Ilahi sudah menentukan demikian. Ketiga pemuda sebaya itu sangat akrab satu
sama lainnya, walaupun begitu ketiganya mempunyai perangai berbeda.
Umar berperangai sabar, tekun dalam beribadah dan suka bekerja keras. Setelah
Sholat Shubuh di saat matahari belum terbit, ia sudah pergi
menjemput kedua temannya yang masih terlelap untuk mengajak pergi mencari kayu
bakar. Abu, kadang mengerjakan sholat Shubuh kadang tidak. Abbas, adalah tipe
pemalas yang susah bangun pagi. Kadang ia ditinggal saja oleh kedua temannya,
karena ia selalu beralasan,”Aku masih ngantuk nih. Duluan saja, nanti aku akan
menyusul.”
Umar memperlihatkan rasa kasih sayang kepada semua orang. Ia sangat menyayangi
saudara dan kedua orangtuanya. Ia juga menyayangi orang-orang di sekililingnya.
Ia akan segera membantu mereka yang perlu bantuannya. Temannya, Abu, sikapnya
biasa-biasa saja. Ia tidak terlalu antusias dengan lingkungannya. Jika ia
di ajak Umar untuk membantu masyarakat yang meminta bantuan, barulah ia pergi
membantu. Tapi Abbas, adalah pemuda yang cuek. Ia merasa tidak harus
banyak membantu orang lain, karena menurutnya ia adalah orang miskin yang perlu
bantuan orang lain juga. Terhadap keluarganya pun ia tidak punya perhatian. Ia
lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.
Begitulah, ketiga sahabat itu memang beda, walaupun begitu tetap saja mereka
selalu bersama. Sampai suatu ketika mereka sepakat untuk pergi ke hutan di
sebelah barat dengan harapan bisa mendapatkan kayu-kayu bakar yang lebih baik
kualitasnya dan lebih banyak dari yang biasa mereka dapatkan.
Seperti biasa setelah Sholat Shubuh, hari masih gelap, Umar menjemput
kedua temannya. Kemudian ketiganya berangkat menuju hutan sebelah barat.
Perjalanan kali ini cukup jauh, harus melewati sungai, lembah, dan bukit-bukit
terjal di pegunungan. Menjelang siang hari sampailah mereka di suatu tempat
yang banyak kayu bakarnya. Kemudian mereka mulai mengumpulkan kayu bakar dan
mengikatnya.
Ketika mereka sedang asyik mengumpulkan kayu-kayu bakar tiba-tiba hujan turun
sangat deras disertai dengan petir yang bersahutan. Ketiganya sangat bingung dan ketakutan, mereka lalu
berlari mencari tempat berteduh.
Umar melihat sebuah gua, kemudian ia berteriak
kepada kedua temannya untuk berteduh di sana. Mereka pun masuk ke dalam gua
yang gelap gulita itu. Di dalam gua, mereka tidak melihat apa-apa di
sekelilingnya. Seakan-akan mata mereka buta. Ketiganya pun berjalan perlahan.
Tiba-tiba mereka menginjak benda-benda halus licin seperti kerikil. Bersamaan
dengan itu mereka di kejutkan dengan sebuah suara yang menggema ke seluruh
ruangan gua. “Siapa yang mengambil akan menyesal. Siapa yang tidak akan
mengambil akan menyesal.”
Ketiganya mendengar suara
itu berulang-ulang hingga lama-lama menghilang. Kemudian Umar, Abu dan Abbas
memutar otaknya untuk mencari keuntungan dari suara gaib itu. “Apakah yang akan
di ambil?” Ada apa di dalam gua ini?” begitu pikir mereka. Tetapi mereka
rasakan hanyalah kerikil-kerikil kecil yang mereka injak.
Umar berkata dalam hatinya,”Kalau saya ambil, saya akan menyesal, kalau tidak
saya ambil, saya juga akan menyesal. Ah, lebih baik ambil saja yang banyak.” Ia
pun langsung memenuhi semua kantong baju dan celana dengan kerikil-kerikil itu.
Abu pun berpikiran sama, tapi ia hanya mengambil
kerikil-kerikil itu segenggam. Sebaliknya, Abbas malah tidak mau mengambil
barang sedikitpun. “Kalau sama-sama menyesal lebih baik tidak aku ambil”
pikirnya.
Ketiganya pun membisu. Mereka masih ketakutan. Kemudian Umar mengajak kedua temannya untuk keluar
dari gua. Mereka
pun berlari keluar. Tanpa terasa mereka berlari terus, menjauh dari gua. Dengan napas terengah-engah akhirnya mereka
berhenti. Tidak terasa ternyata hujan juga sudah reda. Ketiganya lalu ingin
membuktikan apa sebetulnya yang telah mereka ambil dari gua. Betapa
terperanjatnya mereka bertiga ketika mengetahui bahwa kerikil-kerikil itu
ternyata adalah berlian!!.
Umar sudah mengantongi banyak berlian merasa menyesal,”Waduh! Kalau saja
aku tahu ini berlian, aku akan mengambilnya lebih banyak lagi. Kalau perlu akan
kubuka bajuku untuk mengantongi berlian-berlian itu sebanyak-banyaknya.”
Abu juga sangat menyesal karena hanya mengambil segenggam. Sedangkan Abbas,
tubuhnya langsung lemas ketika mengetahui kedua temannya mendapat berlian. Ia
sendiri tidak mendapat apa-apa. “Ohh, kenapa tadi aku tidak mengambil barang
sedikit saja” ia pun jatuh pingsan dengan sejuta penyesalan.
Setelah Abbas siuman, ketiganya bersepakat untuk mendatangi gua itu kembali.
Dengan semangat, Abbas langsung mengosongkan isi tasnya, diikuti oleh Umar dan
Abu. Ketiganya berharap begitu mereka sampai di gua kembali mereka akan
mengambil berlian-berlian itu sebanyak-banyaknya. Tapi, setelah mereka sampai
di sana ternyata mulut gua sudah tertutup dengan sebuah batu besar. Mereka
berusaha untuk membukanya tapi sia-sia. Mereka pun pulang dalam keadaan
menyesal karena tidak dapat memperoleh berlian yang lebih banyak lagi.
Bagitulah gambaran pengamalan manusia di dunia. Dan
buah dari pengamalan itu kelak akan diperoleh di akhirat. Berlian itu
menggambarkan amalan-amalan baik. Di hari pembalasan semua manusia akan
menyesal demi melihat pahala yang diberikan Alloh begitu banyak. Yang beramal banyak akan menyesal kenapa ia tidak
beramal lebih banyak lagi. Yang beramal sedikit menyesal kenapa hanya beramal
sedikit. Apalagi yang tidak beramal, akan menjadi penyesalan yang tiada
habisnya.
Gua menggambarkan dunia di mana belum bisa dibedakan antara orang yang beramal
banyak, sedikit maupun tidak beramal sama sekali sebab balasannya belum
kelihatan. Sedangkan gua yang tertutup menggambarkan kematian. Jika kematian
sudah tiba, penyesalan datang. Namun penyesalan tinggal penyesalan, yang sudah
mati tidak akan bisa kembali lagi ke dunia.
Rosululloh SAW telah bersabda :
“Tidak ada dari seseorang yang telah mati kecuali dia akan menyesal. Sahabat
nabi bertanya: mengapa dia menyesal wahai Rosululloh? Nabi Menjawab: Jika dia
orang yang beramal baik, dia akan menyesal mengapa tidak menambah amal
kebaikannya (ketika di dunia), dan jika dia orang yang beramal jelek, dia
menyesal mengapa tidak mencabut (bertaubat) atas amal jeleknya (ketika di
dunia).”
SUMBER : HR TIRMIDZI DAN HR BAIHAQI
Jumat, 31 Oktober 2014
Hukum Berniat ketika Istinja
Hukum
Berniat ketika Istinja
Pertanyaan;
Apakah
ketika istinja seseorang wajib berniat sebagaimana berwudhu berdasarkan hadis;
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“hanyasannya
Semua perbuatan tergantung niatnya”
Jawaban;
Tidak
wajib seseorang berniat ketika istinja. Namun disunahkan berniat ketika itu
untuk mendapatkan pahala dari Allah. Perhatikan ta’bir berikut;
النية في
التروك كترك الرياء وغيره من المنهي عنه. إن المقرر شرعاً: أن ترك المنهي عنه لا
يحتاج إلى نية للخروج عن عهدة النهي، وإنما لحصول الثواب بأن كان كفّاً: وهو أن تدعوه النفس إليه، قادراً
على فعله، فيكف نفسه عنه خوفاً من ربه، فهو مثاب، وإلا فلا ثواب على تركه، فلا
يثاب على ترك الزنا وهو يصلي، ولا يثاب العنِّين (العاجز عن الجماع) على ترك
الزنا، ولا الأعمى على ترك النظر المحرم.
وهناك
أعمال في حكم التروك، لترددها بين أصلين: الأفعال من حيث إنها فعل، والتروك من حيث
إنها قريبة منها، رجح الأكثرون عدم النية فيها، لمشابهة التروك، وذلك مثل إزالة
النجاسة، ورد المغصوب والعواري، وإيصال الهدية وغير ذلك، فلا تتوقف صحتها على
النية المصححة، لكن يتوقف الثواب فيها على نية التقرب.
Niat
dalam perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan seperti meninggalkan riya atau
perkara-perkara yang dilarang (agama)
Sebagaimana yang ditetapkan syara’. Meninggalkan perkara-perkara yang dilarang
oleh agama tidak memerlukan niat. Namun apabila dimaksudkan untuk mendapatkan
pahala maka perlu niat jika dalam pelaksanaannya ada proses menahan diri. Yaitu
apabila nafsu mengajak melakukan perbuatan dosa, dan orang tersebut mampu
melaksanakannya, namun ia menahan diri karena takut kepada Allah. Apabila ini
yang terjadi, maka orang tersebut mendapat pahala. Apabila tidak ada proses
semacam ini, maka orang yang meninggalkannya tidak mendapat pahala. Oleh sebab
itu, orang yang meninggalkan perzinahan tidak mendapat pahala ketika ia sedang
melakukan shalat. Orang yang tidak mampu berzina dan meninggalkan perzinahan
juga tidak mendapat pahala. Orang yang buta dan dia tidak melihat yang
diharamkan juga tidak mendapat pahala.
Ada juga
beberapa perbuatan yang berada di antara dua kutub; amal pelaksanaan (al-fi’il)
dan meninggalkan (at-tarku). Namun hal ini ditetapkan sebagai perbuatan yang
masuk kategori at-tarku, sehingga kebanyakan ulama menetapkan bahwa perbuatan
tersebut tidak memerlukan niat. Dengan pertimbangan, ia sama dengan perbuatan
at-tarku yang murni. Umpamanya adalah menghilangkan najis, mengembalikan barang
yang di-ghasab, atau barang pinjaman dan menyampaikan hadiah. Sahnya perbuatan
ini tidak memerlukan niat, namun penetapan pahala bagi perbuatan-perbuatan
tersebut memerlukan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kesimpulan
Istinja
merupakan perbuatan yang termasuk dalam kategori menghilangkan najis. Oleh
sebab itu, karena najis adalah sesuatu yang memang dituntut untuk dihilangkan
maka tidak perlu berniat untuk mencapai sahnya instinja tersebut. Namun
demikian jika menginginkan pahala maka ia harus berniat di dalam hati. Kaidah
fikih menyebutkan;
لا ثواب إلا بنية
“Tidak
ada pahala kecuali dengan niat”
Wallahu’alam
Langganan:
Postingan (Atom)