Pages

Senin, 23 Februari 2015

KALENDER PENANGGALAN (ILMU FALAK)



 Ada tiga macam penanggalan yang berlaku di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, yaitu penanggalan Masehi, Hijriyah, dan Jawa Islam.

A. Penanggalan Masehi

            Penanggalan Masehi atau Miladi diciptakan dan diproklamirkan penggunaannya oleh Numa Pompilus pada tahun berdirinya kerajaan Roma tahun 753 SM. Penanggalan ini berdasarkan pada perubahan musim sebagai akibat peredaran semu matahari, dengan menetapkan panjang satu tahun berumur 366 hari. bulan pertamanya adalah Maret, karena posisi matahari berada di  titik Aries itu terjadi pada bulan Maret.

            Kemudian pada tahun 46 SM, menurut penanggalan Numa sudah bulan Juni, tetapi posisi matahari sebenarnya baru pada bulan Maret, sehingga oleh Yulius Caesar, --penguasa kerajaan Romawi--, atas saran dari ahli astronomi Iskandaria yang bernama Sosigenes diperintahkan agar penanggalan Numa tersebut diubah dan disesuaikan dengan posisi matahari yang sebenarnya, yaitu dengan memotong penanggalan yang sedang berjalan sebanyak 90 hari dan menetapkan pedoman baru bahwa satu tahun itu ada 365,25 hari. Bilangan tahun yang tidak habis di bagi empat sebagai tahun pendek (Basithah) berumur 365 hari, sedangkan bilangan tahun yang habis di bagi empat adalah tahun panjang (Kabisah) berumur 366 hari. Selisih satu hari ini diberikan pada urutan bulan yang terakhir (waktu itu), yakni bulan Pebruari. Penanggalan hasil koreksian ini kemudian dikenal dengan Kalender Yulius atau Kalender Yulian.
            Baru kemudian pada waktu Dewan Yustisi Gereja bersidang yang pertama kalinya pada bulan Januari 525 M, atas saran Dyonsius Exiquus maka mulai saat itu bulan Januari ditetapkan sebagai bulan yang pertama dan bulan yang terakhir adalah Desember. Sistem ini dikenal dengan nama Yustinian.
            Meskipun sudah diadakan koreksi dan perubahan, namun ternyata kalender Yulian masih lebih panjang 11 menit 14 detik dari titik musim yang sebenarnya, sehingga sebagai akibatnya kalender itu harus mundur 3 hari setiap 400 tahun.      
Pada tahun 1582 ada hal yang menarik perhatian, yaitu saat penentuan wafat Isa al-Masih, yang diyakini oleh orang-orang masehi bahwa peristiwa itu jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama yang selalu terjadi segera setelah matahari di titik Aries (tanggal 21 Maret). Tetapi pada waktu itu mereka memperingatinya tidak lagi pada hari Minggu setelah terjadi bulan purnama setelah matahari di titik Aries, namun sudah beberapa hari berlalu.
Hal demikian ini mengetuk hati Paus Gregorius XIII (Ugo Buogompagni, 1502-1585 M) untuk mengadakan koreksi terhadap sistem penanggalan Yustinian yang sudah berlaku agar sesuai dengan posisi matahari yang sebenarnya.
Atas saran Christopher Clavius (ahli perbintangan), pada hari Kamis tanggal 4 Oktober 1582 Paus Gregorius XIII memerintahkan agar keesokan harinya (Jum'at) tidak dibaca 5 Oktober 1582, melainkan harus dibaca 15 Oktober 1582 dan ditetapkan bahwa peredaran matahari dalam satu tahun itu 365,2425 hari, sehingga ada ketentuan baru, yaitu angka tahun yang tidak habis di bagi 400 atau angka abad yang tidak habis dibagi 4 adalah tahun Basithah (365 hari). Serta ditetapkan bahwa tahun kelahiran Isa al-Masih dijadikan sebagai tahun pertama.
Dengan demikian setiap 4 tahun merupakan satu siklus (1461 hari). Sistem penanggalan ini dikenal dengan Sistem Gregorian. Sistem Gregorian inilah yang berlaku sampai sekarang ini.
            Setiap tahun ada 12 bulan, yaitu Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember, Desember. Bulan ke 1, 3, 5, 7, 8, 10 dan 12 masing-masing berumur 31 hari, sedang lainnya berumur 30 hari, kecuali bulan ke 2 (Pebruari) berumur 28 hari pada tahun basithah (pendek) dan berumur 29 hari pada tahun kabisah (panjang).

1. Ketentuan umum

1.        1 tahun Masehi berumur 365 hari (Basithah, umur Pebruari 28 hari) atau 366 hari (Kabisah, umur Pebruari 29 hari)
2.        Tahun Kabisah adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4 (mis.1992, 1996, 2000, 2004), Kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 (mis. 1700, 1800, 1900, 2100 dst). Selain itu adalah Basithah
3.        1 siklus = 4 tahun (1461 hari)
4.        Penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 Oktober 1582 M, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun 1900 sampai 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10 + 3).

       2.  Menghitung Hari dan Pasaran
Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 (satu) Januari suatu tahun dengan cara :
1.      Tentukan tahun yang akan dihitung
2.      Hitung tahun tam, yakni tahun ybs dikurangi 1 (satu).
3.      Hitung berapa siklus selama tahun tam tersebut, yakni integral (tahun tam : 4 )
4.      Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah siklus tsb.
5.      Hitung berapa hari selama siklus yang ada, yakni siklus x 1461 hari.
6.      Hitung berapa hari selama tahun kelebihan tsb, yakni kelebihan tahun x 365 hari atau              
1 tahun = 365 hari         3 tahun = 1095 hari
2 tahun = 730 hari         4 tahun = 1461 hari
7.      Jumlahkan hari-hari tsb dan tambahkan 1 (tanggal 1 Januari)
8.      Kurangi dengan koreksi Gregorian, yakni 10 + … hari
9.      Jumlah hari kemudian dibagi 7 (tujuh), selebihnya dihitung mulai hari Sabtu atau
1 =  Sabtu                      3 = Senin                     5 = Rabu                     7 = Jum’at
2 =  Ahad                      4 = Selasa                    6 = Kamis                    0 = Jum’at
10.  Jumlah hari kemudian dibagi 5 (lima), selebihnya dihitung mulai pasaran Kliwon atau
1 = Kliwon                    3 = Pahing                   5 = Wage
2 = Legi             4 = Pon                        0 = Wage

Contoh :
Tanggal  1 Januari 2004 M
Waktu yang dilalui = 2003 tahun,  lebih 1 hari
atau 2003 : 4 = 500 siklus, lebih 3 tahun, lebih 1 hari
           500 siklus  = 500 x 1461 hari   =  730500        hari
                3 tahun  =    3 x 365   hari   =      1095        hari
                                              1 hari     =            1        hari +
                                            Jumlah     =  731596        hari
              Koreksi Gregorius = 10 + 3              =          13        hari
                                                                            731583        hari
            731583 : 7 = 104511, lebih 6 = Kamis, (dihitung mulai Sabtu)
731583 : 5 = 146316, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai Kliwon)
           
Jadi tanggal  1 Januari 2004 jatuh pada Kamis Pahing


3. Pembuatan Kalender
Setelah hari dan pasaran pada tanggal 1 Januari pada suatu tahun sudah diketahui, maka untuk menentukan hari dan pasaran pada setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya, dapat digunakan jadwal berikut ini, tetapi harus diketahui tahun yang dikehendaki itu kabisah (panjang) ataukah basithah (pendek).

TAHUN BASITHAH
     اَفْرِيلْ زَاٍ وَمَىْ  بَاٍ جُوْنِى  هَبٍ
جَنَا اَاٍ فَيْـبِرْ دَبٍ مَـارَتْ دَهٍ 
     اُكْتُوْ اَدٍ نُـوْفِمْ دَهٍ دِسِـيمْ وَه ٍ
جُوْلِى زَبٍ اَغُوسْ جَجٍ سَفْتُمْ وَدٍ 

TAHUN KABISAH
    اَفْرِيلْ اَبٍ وَمَىْ جَبٍ جُوْنِى وَجٍ
جَنَا اَاٍ فَيْـبِرْ دَبٍ مَـارَتْ هَاٍ 
      اُكْتُـوْ بَهٍ نُـوْفِمْ هَاٍ دِسِـيمْ زَاٍ
جُوْلِى اَجٍ اَغُوسْ دَدٍ سَفْتُمْ زَهٍ 

JADWAL HARI (Hr) DAN  PASARAN (Ps)
TAHUN MASEHI

bulan

Basithah

Kabisah
Hr
Ps
Hr
Ps
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
1
4
4
7
2
5
7
3
6
1
4
6
1
2
5
1
1
2
2
3
4
4
5
5
1
4
5
1
3
6
1
4
7
2
5
7
1
2
1
2
2
3
3
4
5
5
1
1


Catatan  Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Januari tahun berapa saja nilainya adalah 1 (satu), sehingga untuk setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya, hari dan pasarannya tinggal mengurutkan hari dan pasaran yang keberapa dari tanggal 1 Januari itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal (Hr dan Ps) di atas.

PENANGGALAN TAHUN 2004
(KABISAH)
No
Tanggal

Hari

Pasaran

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 Januari
1 Pebruari
1 Maret
1 April
1 Mei
1 Juni
1 Juli
1 Agustus
1 September
1 Oktober
1 Nopember
1 Desember
1
4
5
1
3
6
1
4
7
2
5
7
Kamis
Ahad
Senin
Kamis
Sabtu
Selasa
Kamis
Ahad
Rabu
Jum’at
Senin
Rabu
1
2
1
2
2
3
3
4
5
5
1
1
Pahing
Pon
Pahing
Pon
Pon
Wage
Wage
Kliwon
Legi
Legi
Pahing
Pahing








4. Menghitung Tanggal
Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka hari dan pasaran tanggal 1 bulan ybs bernilai satu, sehingga tinggal menambahkan sampai tanggal yang dikehendaki.
Misalnya tanggal 5 Oktober 2004, karena tanggal 1 Oktober 2004 jatuh pada hari Jum’at Legi, maka tanggal 5 Oktober 2004 jatuh pada hari Selasa Kliwon, karena 5 hari dihitung dari Jum’at sehingga jatuh hari Selasa, dan 5 hari dihitung dari Legi sehingga jatuh pasaran Kliwon.  
Kecuali cara di atas, dapat pula dihitung secara langsung, yakni seperti cara menghitung tanggal 1 Januari di atas, tetapi harus ditambah jumlah hari sejak tanggal 1 Januari sampai tanggal ybs.



DAFTAR UMUR DAN JUMLAH HARI
BULAN-BULAN MASEHI
No.
Bulan
Umur
Jml. Hari
B
K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
31
28/29
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
31
59
90
120
151
181
212
243
273
304
334
365
31
60
91
121
152
182
213
244
274
305
335
366

Contoh :
Tanggal  5 Oktober 2004 M  ( 5–10–2004 M )
Waktu yang dilalui = 2003 tahun, lebih  9 bulan, lebih 5 hari
atau 2003 : 4 = 500 siklus, lebih 3 tahun, lebih 9 bulan, lebih 5 hari
          500 siklus  =      500 x 1461 hari           = 730500         hari
              3 tahun  =      3 x 365   hari   =     1095         hari
                                                                9 bulan        =       274         hari
                                                      5 hari         =           5         hari +
                                             Jumlah    = 731874         hari
               Koreksi Gregorius = 10 + 3             =         13         hari  -
                                                                   731861     hari
731861 : 7  =  104551 , lebih  4 = Selasa   (mulai Sabtu )
731861 : 5  =  146372 , lebih  1 = Kliwon  (mulai Kliwon )
Jadi tangal 5 Oktober 2004 jatuh pada hari Selasa Kliwon.

 

B. Penanggalan Hijriyah

Penanggalan hijriyah ini dimulai sejak Umar bin Khaththab 2,5 tahun diangkat sebagai khalifah, yaitu sejak terdapat persoalan yang menyangkut sebuah dokumen pengangkatan Abu Musa al-Asy'ari sebagai gubernur di Basrah yang terjadi pada bulan Sya’ban. Muncullah pertanyaan bulan Sya’ban yang mana?. Oleh sebab itu, Umar bin Khaththab memanggil beberapa orang sahabat terkemuka guna membahas persoalan tersebut. Agar persoalan semacam itu tidak terulang lagi maka diciptakanlah penanggalan Hijriyah. Atas usul Ali bin Abi Thalib, maka penanggalan hijriyah dihitung mulai tahun yang didalamnya terjadi hijrah nabi Muhammad SAW dari Makah ke Madinah. Dengan demikian penanggalan hijriyah itu diberlakukan mundur sebanyak 17 tahun.
            Tanggal 1 Muharram tahun 1 Hijriyah ada yang berpendapat jatuh pada hari Kamis tanggal 15 Juli 622 M. Penetapan ini kalau berdasarkan pada hisab, sebab irtifa’ hilal pada hari Rabu 14 Juli 622 M sewaktu matahari terbenam sudah mencapai 5 derajat 57 menit. Pendapat lain mengatakan 1 Muharram 1 Hijriyah jatuh pada hari Jum’at tanggal 16 Juli 622 M. Ini apabila permulaan bulan didasarkan pada rukyah, karena sekalipun posisi hilal pada menjelang 1 Muharram 1 Hijriyah sudah cukup tinggi, namun waktu itu tidak satupun didapati laporan hasil rukyat. 
Satu tahun ada 12 bulan, yaitu Muharram, Shafar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadal Ula, Jumadal Akhirah, Rajab, Sya’ban, Ramadlan, Syawwal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
            Penanggalan hijriyah ini berdasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Satu kali edar lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik. Untuk menghindari adanya pecahan hari maka ditentukan bahwa umur bulan ada yang 30 hari dan ada pula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali pada bulan ke 12 (Dzulhijjah) pada tahun kabisah berumur 30 hari.
            Setiap 30 tahun terdapat 11 tahun kabisah (panjang = berumur 355 hari) dan 19 tahun basithah (pendek = berumur 354 hari). Tahun-tahun kabisah jatuh pada urutan ke 2, 5, 7, 10, 13, 15 (16), 18, 21, 24, 26, 29 seperti dalam ungkapan dengan angka-angka jumali berikut ini :

بَ ﻫْ زِ يُ يَجْ يَهْ يَحُ كَاْ كَدْ كَوْ كَـطِ
 كَـبَائِسٌ فِيْ كُلِّ لٍ مِنْ هِجْرَةِ





Sedangkan selain urutan tsb merupakan tahun basithah.

1.  Ketentuan umum
1.     1 tahun Hijriyah berumur 354 hari (Basithah, umur Dzulhijjah 29 hari) atau 355 hari (Kabisah, umur Dzulhijjah 30 hari)
2.     Tahun-tahun Kabisah jatuh pada urutan tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15 (kadang 16), 18, 21, 24, 26 dan 29 (tiap 30 tahun)
  1.  @ daur = 30 tahun = 10631 hari 

2. Menghitung Hari dan Pasaran
Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 (satu) Muharram suatu tahun dengan cara :
1.        Tentukan tahun yang akan dihitung
2.        Hitung tahun tam, yakni tahun ybs dikurangi 1 (satu).
3.        Hitung berapa daur selama tahun tam tsb, yakni  integral (tahun tam : 30)
4.        Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah daur tsb.
5.        Hitung berapa hari selama daur yang ada, yakni daur x 10631 hari.
6.        Hitung berapa hari selama tahun kelebihan (lihat daftar jumlah hari tahun hijriyah !)
7.        Jumlahkan hari-hari tsb dan tambahkan 1 (tanggal 1 Muharram)
8.        Jumlah hari kemudian dibagi 7 (tujuh), selebihnya adalah :
1 = Jum’at       3 = Ahad                     5 = Selasa                    7 = Kamis
2 = Sabtu         4 = Senin                     6 = Rabu                     0 = Kamis
9.        Jumlah hari kemudian dibagi 5 (lima), selebihnya adalah :
1 = Legi                       3 = Pon                        5 = Kliwon
2 = Pahing       4 = Wage                     0 = Kliwon
     
JUMLAH HARI TAHUN HIJRIYAH
Th

Hari

Th
Hari
Th
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
354
709
1063
1417
1772
2126
2481
2835
3189
3544
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3898
4252
4607
4961
5316
5670
6024
6379
6733
7087
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
7442
7796
8150
8505
8859
9214
9568
9922
10277
10631


Contoh :
            Tanggal :  1 Muharram 1425 H
waktu yang dilalui  1424 tahun, lebih  1 hari
atau (1424 : 30)  47 daur, lebih 14 tahun, lebih 1 hari
                7 daur          =  47 x 10631 hari       = 499657         hari
         4 tahun  =  (14x 354) + 5 hari   =     4961         hari
                                              1 hari     =           1         hari +
                                            Jumlah     = 504619         hari
504619 : 7  =    72088 , lebih  3 = Ahad  (mulai Jum’at)
504619 : 5  =  100923 , lebih  4 = Wage  (mulai Legi)
Jadi tanggal 1 Muharram 1425 H jatuh hari Ahad Wage.

3. Membuat Kalender
Setelah hari dan pasaran pada tanggal 1 Muharram pada suatu tahun telah diketahui dengan cara di atas, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal 1 tiap-tiap bulan berikutnya, dapat digunakan pedoman sbb:
JADWAL PENANGGALAN HIJRIUAH
دَهٍ رَبِيْعُ اَوَّلٍ وَهْ آخِـرِ
اَاٍ مُـحَرَّمُكَ جِئْ لِصَـفَرِ
جَجٍ لِرَجَبٍ هَجِ الشَّعْبَانِ
زِدْاَوَّلُ الْجُمَـَادِ بُدْ لِلثَّانِى
باَ قَعْدَةٌ دَا حِجَّةٌ فَـنَالُوْا
وَبٍ لِرَمْضَـانَ  اَبٌ شَّوَّالُ


PEDOMAN HARI (HR) DAN PASARAN (PS)

bulan

Hr
Ps

Umur

bulan
Hr
Ps
Umur
Muharram
Shafar
Rabi’ul awal
Rabi’ul akhir
Jumadal ula
Jumadal Akhirah
1
3
4
6
7
2
1
1
5
5
4
4
30
29
30
29
30
29
Rajab
Sya’ban
Ramadlan
Syawal
Dzulqa’dah
Dzulhijjah
3
5
6
1
2
4
3
3
2
2
1
1
30
29
30
29
30
29/30


catatan:  Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Muharram tahun berapa saja nilainya adalah 1 (satu), sehingga untuk setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya, hari dan pasarannya tinggal mengurutkan hari yang keberapa dari tanggal 1 Muharram itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal (Hr dan Ps) di atas.

       

PENANGGALAN TAHUN 1425 H

No
Bulan
Hari
Pasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 Muharram
1 Shafar
1 Rabi’ul Awal
1 Rabi’ul Akhir
1 Jumadal Ula
1 Jumadal Akhirah
1 Rajab
1 Sya’ban
1 Ramadlan
1 Syawal
1 Dzulqa’dah
1 Dzulhijjah
1
3
4
6
7
2
3
5
6
1
2
4
Ahad
Selasa
Rabu
Jum'at
Sabtu
Senin
Selasa
Kamis
Jum'at
Ahad
Senin
Kamis
1
1
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
Wage
Wage
Pon
Pon
Pahing
Pahing
Legi
Legi
Kliwon
Kliwon
Wage
Wage








4. Menghitung Hari
Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka hari dan pasaran tanggal 1 bulan ybs bernilai satu, sehingga tinggal menambahkan sampai tanggal yang dikehendaki.
Misalnya tanggal 17 Ramadlan 1425 H, karena tanggal 1 Ramadlan 1425 H jatuh pada hari Jum’at Kliwon, maka tanggal 17 Ramadlan 1425 H jatuh pada hari Ahad Legi, karena 17 hari dihitung dari Jum’at sehingga jatuh hari Ahad, dan 17 hari dihitung dari Kliwon sehingga jatuh pasaran Legi.
Kecuali cara di atas, dapat pula dihitung secara langsung, yakni seperti cara menghitung tanggal 1 Muharram di atas, tetapi harus ditambah jumlah hari sejak tanggal 1 Muharram sampai tanggal ybs.

DAFTAR UMUR DAN JUMLAH HARI
BULAN-BULAN HIJRIYAH  DAN JAWA
No
Bulan Hijriyah
Umur
Jml. Hr
Bulan Jawa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Muharram
Shafar
Rabi’ul Awal
Rabi’ul Akhir
Jumadal Ula
Jumadal Akhirah
Rajab
Sya’ban
Ramadlan
Syawal
Dzulqa’dah
Dzulhijjah
30
29
30
29
30
29
30
29
30
29
30
29/30
30
59
89
118
148
177
207
236
266
295
325
354/355
Suro
Sapar
Mulud
Bakdomulud
Jumumadilawal
Jumumadilakir
Rejeb
Ruwah
Poso
Selo
Dulkangidah
Besar

Contoh :  Tanggal  17 Ramadlan 1425 H  (17–09–1425 H)
waktu yang dilalui =  1424 tahun, lebih 8 bulan, lebih 17 hari
atau (1423:30) = 47 daur, lebih 14 tahun, lebih 8 bulan, lebih 17 hari
          47 daur              =    47 x 10631 hari     =  499657        hari
        14 tahun =    (14x 354) + 5 hari =      4961        hari
         8  bulan =      (8 x 29) + 4  hari             =        236        hari
                                                              17 hari           =          17        hari +
                                             Jumlah    =  504871        hari
504871 : 7  =   72124 , lebih  3  =  Ahad   (mulai Jum’at)
504871 : 5  = 100974 , lebih  1  =  Legi    (mulai Legi)
Jadi tanggal 17 Ramadlan 1425 H jatuh hari Ahad Legi.

Perhatian :
o      Perhitungan penanggalan Hijriyah seperti di atas dikenal dengan Hisab 'Urfi, karena setiap bulan-bulan ganjil berumur 30 hari dan bulan-bulan genap berumur 29 hari kecuali bulan ke 12 (Dzulhijjah) pada tahun kabisah berumur 30 hari
o      Hasil perhitungan penanggalan hisab 'urfi kadang berbeda dengan hasil hisab hakiki dan kadang berbeda pula dengan penampakan bulan (hilal), sehingga hasil penanggalan 'urfi ini tidak boleh dijadikan dasar pelaksanaan ibadah, khususnya puasa ramadlan, 'idul fitri dan 'idul adha.
o      Untuk pembuatan kalender Hijriyah hendaknya menggunakan hisab hakiki, yakni dengan memperhitungkan waktu ijtima' dan posisi hilal.

C. Penanggalan Jawa Islam
Di pulau Jawa khususnya, pernah berlaku sistem penanggalan hindu, yang dikenal dengan penanggalan "Soko", yakni sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran matahari mengelilingi Bumi. Permulaan tahun soko ini ialah hari Sabtu (14 Maret 78 M), yaitu satu tahun setelah penobatan Prabu Syaliwahono (Aji Soko) sebagai raja di India. Oleh sebab itulah penanggalan ini dikenal dengan penaggalan Soko. Di samping penanggalan soko, di tanah air ini berlaku pula sistem penanggalan Islam atau Hijriyah yang perhitungannya berdasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
            Kemudian pada tahun 1633 M yang bertepatan tahun 1043 H atau 1555 Soko, oleh Sri Sultan Muhammad yang terkenal dengan nama Sultan Agung Anyokrokusumo yang bertahta di kerajaan Mataram, kedua sistem penanggalan tersebut dipertemukan, yaitu tahunnya mengambil tahun Soko, yakni meneruskan tahun Soko (tahun 1555), tetapi sistemnya mengambil tahun Hijriyah yakni berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu, sistem ini dikenal pula dengan sistem Penanggalan Jawa Islam.
            Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, yaitu Suro, Sapar, Mulud, Bakdomulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkangidah (selo), dan Besar. Bulan-bulan ganjil berumur 30 hari. Sedangkan bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali bulan ke 12 (Besar) berumur 30 pada tahun panjang.
            Satu tahun berumur 354,375 hari (354 3/8 hari), sehingga daur (siklus) penanggalan Jawa Islam ini selama 8 tahun (1 windu), dengan ditetapkan bahwa pada urutan tahun ke 2, 5 dan 8 merupakan tahun panjang (Wuntu = 355 hari). Sedangkan lainnya merupakan tahun pendek (Wastu = 354 hari).
            Tahun-tahun dalam satu windu (8 tahun) diberi nama dengan angka huruf jumali berdasarkan nama hari pada tanggal satu suro tahun ybs dihitung dari nama hari tanggal 1 suro tahun alipnya.
Nama-nama tahun dimaksud adalah :
                        tahun pertama             =  Alip ( ا )
                        tahun kedua    =  Ehe ( )
                        tahun ketiga    =  Jim awal ( ج )
                        tahun keempat =  Ze ( ز )
                        tahun kelima    =  Dal ( د )
                        tahun keenam  =  Be ( ب )
                        tahun ketujuh  =  Wawu ( و )
                        tahun kedelapan          =  Jim akir ( ج )
            Permulaan penanggalan Jawa Islam ini (tahun 1555 J) hingga permulaan tahun 1626 J. tanggal 1 Suro tahun alipnya jatuh pada hari Jum’at Legi (A’ahgi = tahun alip jum’at legi).
Menurut sistem ini bahwa satu tahun itu berumur 354.375 hari, maka dalam waktu 120 tahun sistem ini akan melonjak 1 hari  bila dibandingkan dengan sistem Hijriyah. Oleh karena itu setiap 120 tahun ada pengurangan 1 hari, yaitu yang mestinya tahun panjang dijadikan tahun pendek.
Atas dasar itu maka sejak tahun 1627 J hingga 1746 J tahun alipnya adalah hari Kamis Kliwon (Amiswon = tahun alip Kamis Kliwon). Sejak tahun 1747 J hingga 1866 J tahun alipnya jatuh hari Rebo Wage (Aboge = tahun Rebo Wage); dan sejak tahun 1867 J hingga 1986 J tahun alipnya jatuh pada hari Selasa Pon (Asapon = tahun alip Selasa Pon); Demikian pula sejak tahun 1987 J hingga 2106 J tahun alipnya jatuh pada hari Senin Pahing (Anenhing = tahun alip Senin Pahing).
Dengan demikian dapatlah ditentukan bahwa :
1.       Tahun Jawa Islam = tahun Hijriyah + 512.
2.       Satu windu = 8 tahun = 2385 hari.
3.       Tahun panjang (Wuntu) jatuh pada urutan ke 2, 5 dan 8.
4.       Selisih 1 Suro 1555 J dengan 1 Muharram 1 H = 369251 hari
5.       Selisih 1 Suro 1555 J dengan 1 Januari 1 M = 596267 hari.
6.       Tahun 1555 s.d 1626 J adalah A’ahgi (tahun Alip Jum'ah Legi)
7.       Tahun 1627 s.d 1746 J adalah Amiswon (tahun Alip Kamis Kliwon)
8.       Tahun 1747 s.d 1866 J adalah Aboge (tahun Alip Rebo Wage)
9.       Tahun 1867 s.d 1986 J adalah Asapon (tahun Alip Selasa Pon)
10.   Tahun 1987 s.d 2106 J adalah Anenhing (tahun Alip Senin Pahing)

Untuk mengetahui nama tahun serta nama hari dan pasaran pada tanggal 1 Suro tahun tertentu, maka dapat diketahui dengan cara tahun ybs dikurangi 1554 kemudian dibagi 8. Sisanya dicocokkan pada jadwal berikut ini :

JADWAL TAHUN JAWA
SISA
NAMA TAHUN
Hr
Ps
1
Alip
1
1
2
Ehe
5
5
3
Jim Awal
3
5
4
Ze
7
4
5
Dal
4
3
6
Be
2
3
7
Wawu
6
2
0
Jim Akhir
3
1


Keterangan :
Nama tahun ditunjukkan oleh kolom Nama Tahun sesuai sisa pembagian 8 di atas. Sedang nama hari dan pasaran untuk tanggal 1 Suro tahun ybs ditunjukkan oleh angka pada kolom Hr (hari) dan Ps (pasaran) yang dihitung mulai dari hari dan pasaran pada tahun alipnya.

Contoh Perhitungan :

Menghitung tanggal 1 Suro 1937 J.
            
            1937
            1554 -
          383 : 8 = 47 sisa 7

Sisa 7 (lihat jadwal di atas) nama tahunnya adalah Wawu. Sedang harinya adalah pada urutan 6 dan pasarannya pada urutan 2. Tahun 1937 termasuk dalam kelompok Asapon (tahun Alip Selasa Pon), sehingga tanggal 1 suro 1937 J jatuh pada urutan ke 6 dihitung dari hari Selasa, yakni "Ahad", serta pasarannya pada urutan ke 2 dihitung mulai pon, yaitu "Wage".
Dengan demikian, tahun 1937 J adalah tahun Wawu yang tanggal 1 Suro-nya jatuh pada hari Ahad Wage.
Setelah hari dan pasaran pada tanggal 1 Suro pada suatu tahun telah diketahui, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya dapat digunakan pedoman (jadwal) sbb. :

JADWAL PENANGGALAN JAWA
BULAN
HR
PS

BULAN
HR
PS
Suro
1
1

Rejeb
3
3
Sapar
3
1

Ruwah
5
3
Mulud
4
5

Poso
6
2
Bakdomulud
6
5

Sawal
1
2
Jumadilawal
7
4

Dulkangidah
2
1
Jumadilakir
2
4

Besar
4
1

Keterangan :
            Hari dan Pasaran apa saja pada tanggal 1 Suro tahun berapa saja nilainya adalah 1 (satu), sehingga untuk setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya, hari dan pasarannya tinggal mengurutkan hari dan pasaran yang keberapa dari tanggal 1 Suro itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal tsb.

 

PENANGGALAN TAHUN 1937 JAWA

No
Bulan
Hari
Pasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 Suro
1 Sapar
1 Bulud
1 Bakdomulud
1 Jumadilawal
1 Jumadilakir
1 Rejeb
1 Ruwah
1 Poso
1 Syawal
1 Dulkangidah
1 Besar
1
3
4
6
7
2
3
5
6
1
2
4
Ahad
Selasa
Rabu
Jum'at
Sabtu
Senin
Selasa
Kamis
Jum'at
Ahad
Senin
Kamis
1
1
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
Wage
Wage
Pon
Pon
Pahing
Pahing
Legi
Legi
Kliwon
Kliwon
Wage
Wage









D- KONVERSI  TANGGAL

Konversi tanggal atau Perbandingan Tarikh atau dikenal pula dengan Tahwilus Sanah adalah cara untuk mengetahui persamaan tanggal dari suatu penanggalan dengan penanggalan lainnya, misalnya antara Masehi dengan Hijriyah. Ketentuan bahwa penanggalan Masehi lebih dulu 227016 hari daripada penanggalan Hijriyah.
            Konversi tanggal dari Hijriyah ke Masehi sangat diperlukan untuk hisab awal bulan hakiki, khususnya sistem Newcomb, Ephemeris, Almanak Nautika, dan Jean Meeus karena data astronomis yang disajikannya menggunakan penanggalan Masehi.

1.   Masehi ke Hijriyah
1.        Tentukan tanggal Masehi yang dikehendaki.
2.        Hitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari 1 Masehi sampai tanggal yang dikehendaki seperti cara di atas (penanggalan Masehi).
3.        Jumlah hari dikurangi koreksi Gregorius (10 + …).
4.        Sisanya dikurangi lagi 227016 hari.
5.        Hitung berapa daur, yakni hasil pengurangan tsb dibagi 10631
6.        Hitung lebih berapa hari (A) dari sejumlah daur yang ada.
7.        Hitung berapa tahun dalam kelebihan hari tsb dan masih lebih berapa hari (B) lagi.
8.        Hitung ada berapa bulan dalam kelebihan hari (B) dan masih ada kelebihan berapa hari lagi.

Contoh :    Tanggal 17 Agustus 2004 M bertepatan dengan tanggal berapa menurut kalender Hijriyah?
Jawab :           Tanggal: 17 Agustus 2004 M  (17 - 08 - 2004 M)
Waktu yang dilalui  2003 tahun, lebih 7 bulan, lebih 17 hari
atau (2003:4) = 500 siklus, lebih 3 tahun, lebih 7 bulan, lebih 17 hari
      500 siklus  =     500 x 1461 hari    =  730500        hari
          3 tahun              =           3 x 365 hari    =      1095        hari
                                               7 bulan             =        213        hari
                                                17 hari             =          17        hari +
                                                                      Jumlah   =  731825        hari     
               Koreksi Gregorius = 10 + 3             =          13        hari  
                                                                    731812    hari
                     Selisih Masehi-Hijriyah =  227016        hari
                                                                    504796    hari
504796 : 7 =    72113 , lebih  5 = Selasa   (mulai Jum’at)
504796 : 5 =  100959 , lebih  1 = Legi      (mulai Legi)

504796 : 10631 =  47 Daur,  lebih 5139 hari
     47 daur  = 47 x 30 tahun = 1410 tahun
 5139  hari  = 14 tahun, lebih 178 hari
                 178  hari  =  6 bulan lebih 1 hari                       
Waktu yang dilewati sampai tanggal tersebut menurut kalender Hijriyah adalah 1424 tahun (1410 + 14), lebih 6 bulan, lebih 1 hari
Jadi tanggal 17 Agustus 2004 M  =  1 Rajab 1425 H  (Selasa Legi) 

2.  Hijriyah ke Masehi
1.        Tentukan tanggal Hijriyah yang dikehendaki.
2.        Hitung jumlah hari dari tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah sampai tanggal yang dikehendaki seperti cara di atas (penanggalan Hijriyah).
3.        Jumlah hari ditambah 227016 hari.
4.        Ditambah lagi Koreksi Gregorius ( 10 + … )
5.        Hitung berapa daur, yakni hasil pengurangan tsb dibagi 10631
6.        Hitung lebih berapa hari (A) dari sejumlah daur yang ada.
7.        Hitung berapa tahun dalam kelebihan hari tsb dan masih lebih berapa hari (B) lagi.
8.        Hitung ada berapa bulan dalam kelebihan hari (B) dan masih sisa berapa lagi.

Contoh : Tanggal 12 Rabi'ul Awal 1425 H. bertepatan dengan tanggal berapa menurut penanggalan Masehi?
Jawab :  Tanggal: 12 Rabi'ul Awal 1425 H  (12-03-1425 H)
waktu yang dilalui = 1424 tahun, lebih 2 bulan, lebih 12 hr.
atau (1424:30) = 47 Daur, lebih 14 th, lebih 2 bl, lebih 12 hr
     47 Daur      =     47 x 10631  hari   =   499657       hari
    14 tahun      =  (14 x 354) + 5  hari             =       4961 hari
      2 bulan      =     (2 x 29) + 1  hari =          59        hari
                                                     12 hari        =          12        hari +
                                                                          Jumlah           =  504689        hari
                    Selisih Masehi – Hijriyah            =  227016        hari
        Koreksi Gregorius = 10 + 3  hari            =          13        hari +
                                                              731718          hari

504689 : 7 =   72098 , lebih  3 = Ahad  (mulai Jum’at)
504689 : 5 = 100937 , lebih  4 = Wage  (mulai legi)

731718 : 1461 = 500 siklus, lebih 1218 hari
     500  siklus  =  500 x 4 th      =  2000 tahun
      1218 hari  = 1218 : 365       =  3 tahun, lebih 123 hari
                              123  hari       =  4 bulan, lebih 2 hari
Waktu yang dilewati sampai tanggal tersebut menurut penanggalan Masehi adalah 2003 tahun (2000 + 3), lebih 4 bulan, lebih 2 hari.
Jadi tanggal 12 Rabi'ul Awal 1425 H  =  2 Mei 2004 M ( Ahad Wage )


======= o0o =======

3 komentar:

  1. kalo tanggal 12 bulan Besar haris kamis wage jatuh pada tahun berapa Masehi.terima kasih.

    BalasHapus
  2. 504796 : 10631 = 47 Daur, lebih 5139 (hari mencari lebih nya itu gimana gan)

    BalasHapus
  3. Kalo menurut tahun j Islam skr tahu apa

    BalasHapus