Saya Tidak Tahu

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Sahabat, menjadi seorang cerdas bukan berarti mengetahui segala jawaban. Terkadang jawaban yang paling cerdas yang anda katakan adalah “saya tidak tahu”. Mengapa demikian? Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan ekstra untuk mengetahui ketidak tahuan kita. Dan ketika kita melakukannya kita sedang dalam proses mempelajari jawaban yang sesungguhnya. Seringkali karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa malu, kita mengatakan tahu yang sebenarnya kita tidak tahu. Padahal dengan begitu kita telah menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut.

Sahabat, percayalah tidak ada salahnya apabila kita tidak mengetahui suatu hal. Seorang bijak pernah berkata
“bagian terpenting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas dari pengetahuan kita. Mengetahui apa yang kita tahu dan mengetahui apa yang tidak kita tahu. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti bahwa tidak semua pertanyaan tidak dapat kita jawab. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang mau bertanya, belajar dan mau bertunduk”

Oleh sebab itu marilah kita gunakan pengetahuan yang kita miliki, dan miliki pengetahuan yang kita perlukan. Itu adalah jalan terbaik yang bisa kita tempuh.

Perlukah kita mengetahui pengetahuan yang kita perlukan?

Ya tentu, bahkan ini merupakan kewajiban. Pengarang kitab ta’limul muta’alim berkata;

و يُفْتَرَضُ عَلَى الْمُسْلِمِ طَلَبُ عِلْمِ مَا يَقَعُ فِيْ حَالهِ فيْ أَيِّ حَالٍ كَانَ.

“Setiap orang Islam diwajibkan menuntul ilmu yang berkaitan dengan apa yang diperlukannya saat itu, kapan saja.”

Wallahu ‘alam.