Assalamu’alaikum wrahmatullahi wabarakatuh
Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit
membahas beberapa cabang dari kesunahan dalam sunah. Mengapa perlu kita bahas,
sebab meskipun hukumnya sunah nampaknya
beberapa cabang masalah yang akan kita bahas kali ini biasanya kurang
diperhatikan dalam kehidupan kita saat beribadah.
(فرع)
يسن للامام أن يسكت في الجهرية بقدر قراءة المأموم الفاتحة - إن علم أنه يقرؤها في
سكتة - كما هو ظاهر، وأن يشتغل في هذه السكتة بدعاء أو قراءة، وهي أولى
.
.
“Cabang: Bagi imam
dalam shalat jahriah[1]
sunah diam sebentar setelah membaca amin, seukuran ma’mum membaca fatihah, jika
ia mengerti bahwa ma’mum pada waktu tersebut membaca fatihah seperti yang lahir
(jelas). Dan hendaklah imam pada saat diam tersebut menyibukkan diri dengan
berdo’a atau membaca surah lain (secara pelan-pelan), dan itu lebih utama.”
Jika dicermati pada
kondisi kita sekarang nampaknya hal ini tidak dilakukan. Sebab sebagaimana
realita yang ada biasanya imam langsung menyambung ayat yang lain. Hal ini memang
terkadang dapat mengakibatkan ketidak fokusan ma’mun ketika ia membaca Fatihah
disamping ia juga tidak dapat menghindar dari mendengarkan bacaan imam yang
sedang membaca surah. Walaupun demikian kita tidak boleh menyalahkan imam,
sebab diam setelah membaca fatihah bukanlah merupakan kewajiban.
(فائدة) يسن سكتة لطيفة بقدر سبحان الله، بين
آمين والسورة، وبين آخرها وتكبيرة الركوع، وبين التحرم ودعاء الافتتاح وبينه وبين
التعوذ وبينه وبين البسملة
“Faidah; sunah diam
sebentar sekedar bacaan “subhanallah” antara amin dan surah, antara akhir
surah dan takbir ruku’, antara takbiratul ihram dan iftitah , antara do’a
iftitah dan ta’awudz, dan antara ta’awudz dengan basmalah.”
(و)
سن آية فأكثر، والاولى ثلاث (بعدها) أي بعد الفاتحة.
“Dan disunahkan
membaca satu ayat atau lebih setelah membaca Alfatihah. Dan yang lebih utama
adalah tiga ayat.”
ويسن لمن قرأها من أثناء سورة البسملة. نص عليه
الشافعي
“Dan disunahkan bagi
yang membaca dari tengah-tengah surah tetap membaca basmalah. Demikianlah yang
telah dinash (dijelaskan) oleh imam Syfi’i.”
ويحصل أصل السنة بتكرير سورة واحدة في الركعتين، وبإعادة الفاتحة إن لم
يحفظ غيرها
“Pokok kesunahan di
sini sudah dapat terwujud dengan cara mengulang sebuah surah dalam dua rakaat
dengan mengulangi pembacaan Fatihah lagi jika tidak hafal surah yang lain”
0 komentar:
Posting Komentar