Assalamu’alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuh.
Dalam kehidupan ini jika
kita perhatikan ternyata ada tiga macam rumah. Yang pertama adalah rumah
bangsawan, orang kaya dan raja . Di dalamnya penuh dengan simpanan, tabungan,
perhiasan, harta melimpah, emas, perak, intan, berlian dan lain sebagainya.
Yang kedua adalah rumah orang biasa yang sederhana. Di dalamnya ada
simpanan, tabungan, dan perhiasan yang tidak sebanyak dimilki bangsawan, orang
kaya dan raja. Dan yang ketiga adalah rumah kosong. Di dalamnya tidak
ada simpanan, tidak ada tabungan, perhiasan, harta melimpah, emas, perak,
intan, berlian dan lain sebagainya. Tidak ada isinya sama sekali.
Nah, pertanyaan “jika ada seorang pencuri,
kira-kira ia akan memasuki rumah yang mana?” silakan coba teman-teman tebak.
Jika teman-teman menjawab pencuri itu akan masuk ke
dalam rumah yang kosong, tentu hal ini suatu yang tidak masuk akal. Karena
rumah yang kosong tentu tidak ada barang yang bisa dicuri.
Kemudian jika teman-teman menjawab pencuri itu akan
masuk ke rumah bangsawan, orang kaya dan raja, itu juga sepertinya mustahil.
Sebab tentunya rumah bangsawan, orang kaya dan raja dijaga oleh penjaga dan
tentara sehingga pencuri tidak bisa mendekati rumah tersebut. Bagaimana mungkin
pencuri akan mendekatinya sementara penjaga dan tentara senantiasa menjaga di
mana-mana.
Sekarang tinggal rumah yang ketiga, yakni rumah
yang memiliki harta namun tidak sebanyak yang dimiliki bangsawan, orang kaya
dan raja. Jika kita perhatikan ternyata rumah inilah yang paling rawan di
masuki oleh pencuri. Jika rumah ini tidak dijaga dengan baik, pintunya tidak
dikunci, tentu pencuri akan sangat mudah memasukinya. Sebaliknya jika rumah itu
dijaga dan dipelihara dengan baik Insya Allah pencuri tidak akan dapat
memasukinya.
Nah, coba sekarang kita analogikan ketiga rumah
tersebut dengan hati kita. Sebab inilah poin utamanya.
Rumah yang pertama umpama hati yang kosong dari
kebajikan. Ini adalah hati orang-orang munafik, hati yang telah membatu. Hati
seperti ini merupakan rumah setan yang ia jadikan sebagai benteng dan tempat
tinggal. Maka adakah keinginan untuk mencuri dari rumah itu? Sementara yang ada
di dalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya.
Kemudian hati yang kaya dengan kebajikan. hati yang
senantiasa di isi dengan amalan-amalan shaleh, hati yang telah berhubung dengan
Rabb Tuhan sekalian alam. Ini umpama rumah bangsawan, orang kaya dan raja yang
dijaga oleh penjaga dan tentara. Setan hampir tidak mungkin dapat memasuki hati
tersebut. Jika kita perhatikan hati seperti ini adalah hatinya orang-orang
shaleh dan para kekasih Allah. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman;
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا
افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ
حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ
الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
(رواه البخارى في رياض الصالحين(
“Siapa
yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak
bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada
yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu
dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka
Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia
jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan
kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi,
dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi.” (HR. Bukhari dalam
kitab Riyadhus shalihin hal 194)
Salah satu bukti bahwa setan tidak dapat memasuki
hati orang seperti ini adalah kisah sayidina Umar. Disebutkan bahwa jika
sayidina Umar berjalan pada suatu jalan, maka setan akan mencari jalan lain
untuk menghindar darinya. Rasulullah Saw bersabda;
إنّ الشّيْطَانَ لَيَفْرَقُ مِنْ ظِلِّ عُمرَ,
وماسلكَ عُمَرُ فجّاً إلاّ سلك الشيطان فجّاً أخر
“Sungguh
Setan akan menjauh dari bayangan Umar. Tidaklah Umar berjalan pada suatu jalan,
melainkan setan akan berjalan pada jalur yang lain”. (Risalah Mu’awanah hal. 3)
Yang ketiga adalah hati yang diisi dengan kebajikan
namun tidak terlalu banyak. Mungkin inilah perumpamaan pada hati kita. Mau
tidak mau harus diakui kita ini kurang amal, kurang berbuat kebaikan, bahkan
mungkin masih kurang dalam melaksanakan kewajiban. Hati inilah hati yang paling
rawan untuk dimasuki setan. Oleh sebab itu marilah kita senantiasa berupaya
untuk menjaga hati ini dengan memperbanyak amal-amal shaleh. Tentu disamping
berupaya juga harus diiringi dengan do’a. Berdo’a agar hati kita dilindungi
oleh Allah dari gangguan setan.
Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah Swt.
Wallahu ‘alam
analogi yang bagus..................... hati laksana rumah dan jendela-jendelanya adalah anggotata-anggota tubuh. Telinga, hidung, lidah, kaki, tangan, dll. Apabila jendelanya terbuka maka hati akan kotor dan sebaliknya. Jendela tettup saja, isi rumah bisa kotor bagaimana apabila hati terbuka lebar. Begitu pun hati..... jendela harus ditutup dan di dalam hati harus selalu dibersihkan dengan istighfar. Salam hangat el-Mannan. Tolong juga antum memberikan kritik dan saran kepada tulisan saya. Terimakasih. Semoga Allah memberkahi kita semua. Amin
BalasHapusSyukran sudah mau berkunjung dan memberikan komentar. Insya Allah nanti ane jalan2 ke blog antum :)
Hapus