Assalamu’alaikum
Wa rahmatullahi Wa barakatuh
Tidak
dapat dipungkiri kita sebagai manusia tentu tidak akan pernah luput dari yang
namannya rasa malas beribadah dan juga maksiat. Pasti dan tidak mungkin tidak
rasa malas beribadah dan juga maksiat pasti sewaktu-waktu dapat menghampiri
kita. Oleh sebab itu Habib Abdullah al-hadad menjelaskan dalam kitab beliau
Risalah Muawanah mengenai cara yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk
mengatasi malas beribadah dan gejolak maksiat. Dalam hal ini menurut beliau ada
beberapa cara;
1.
Dengan mengingat bahwa Allah Swt maha mendengar,
maha melihat, maha mengetahui akan segala sesuatu, baik yang nampak maupun yang
tersembunyi. Ini selaras dengan firman Allah;
إِنَّ اللَّهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan
tidak (pula) di langit.” (Qs.
Al-Imran ayat 5)
Oleh
sebab itu jika kita merasakan diri kita mulai malas beribadah ataupun berbuat
maksiat, ingatlah bahwa Allah maha mengetahui dengan apa yang kita lakukan.
2.
Jika cara pertama tidak dapat dilakukan sebab
sangat minimnya ma’rifat kita kepada Allah, lakukanlah cara kedua, yakni dengan
mengingat bahwa disamping kanan dan kiri kita ada dua malaikat yang selalu mengintai
apapun yang kita perbuat. Mereka pasti akan mencatat segala sesuatu yang kita
lakukan. Allah berfirman;
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Qs.
Al-Qaf ayat 18)
3.
Jika cara kedua tidak mampu untuk mengatasi malas
kita, maka ingatlah bahwa kematian itu dapat datang kapan saja. Siapa yang tahu
kapan kita akan mati? Bisa saja minggu depan, besok, satu jam kedepan, atau
bahkan detik ini juga. Allah berfirman;
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Qs. Luqman ayat 34).
4.
Jika cara ketiga juga tidak mampu untuk mengatasi
malas kita, ingatlah akan apa yang Allah janjikan berkaitan dengan pahala yang
besar bagi orang yang berbuat baik dan adzab yang pedih bagi orang yang berbuat
maksiat.
Oleh karena itu katakanlah kepada diri kita “Wahai diri (yang tidak
memilki apapun)! Pikirkanlah bagaimana kehidupan kelak setelah meninggal?
Kehidupan yang penuh dengan kesusahan, kesulitan dan lain sebagainya.
Pikirkanlah bahwa setelah meninggal tempat yang kita tuju hanya ada 2. Bila
tidak syurga pastilah neraka.
Wallahu ‘alam
Marilah kita berusa agar dapat mengamalkannya, semoga kita mendapat
petunjuk dari-Nya.
Dikutip dari kitab Risalah Muawanah hal. 6
ومتى رأيت من نفسك تكاسلاً عن طاعته أو ميلاً إلى معصيته
فذكرها بأن الله يسمعك ويراك ويعلم سرك ونجواك، فإن لم يفدها هذا الذكر لقصور معرفتها
بجلال الله تعالى فاذكر لها مكان الملكين الكريمين اللذين يكتبان الحسنات والسيئات
واتل عليها (إذ يتلقَّى المتَلقيانِ عن اليمين وعن الشمال قعيد ما
يلفِظُ من قول إلا لديه رقيب عتيد) فإن لم تتأثر بهذا التذكير فذكرها قرب الموت وأنه أقرب غائب ينتظر، وخوِّفها
بهجومه على غرة وأنه متى نزل بها وهي على حالة غير مرضية تنقلب بخسران لا آخر له، فإن
لم ينفعها هذا التخويف فاذكر لها ما وعد الله به من أطاعه من الثواب العظيم وما توعَّد
به من عصاه من العذاب الأليم، وقل لها يا نفس ما بعد الموت من مستعتَب وما بعد الدنيا
من دار إلا الجنة أو النار فاختاري -لنفسك إن شئت- طاعة تكون عاقبتها الفوز والرضوان والخلود في فسيح الجنان،
والنظر إلى وجه الله الكريم المنان، وإن شئت، معصية يكون آخرها الخزي والهوان والسخط
والحرمان والحبس بين طبقات النيران، فعالج نفسك بهذه الأذكار عند تقاعدها عن الطاعة
وركونها إلى المعصية فإنها من الأدوية النافعة لأمراض القلوب
0 komentar:
Posting Komentar